GEDUNG AGUNG YOGYAKARTA
Alamat: Jl Ahmad Yani
Gedung Agung difungsikan sebagai tempat
menerima serta menginap tamu-tamu negara. Bangunan ini terdiri enam balai, Gedung
Agung (bangunan utama), Wisma Negara, Wisma Indraphrasta, Wisma Sawojajar,
Wisma Bumiretawu, dan Wisma Saptapratala. Desain bangunan utama tidak berubah
sejak pertama didirikan.
Pada halaman istana terdapat Dagoba, monumen berbahan andesit setinggi 3,5 meter.
Sebelah selatan terdapat kompleks Seni Sono seluas 5.600 meter milik Departemen
Penerangan. Namun, sejak 20 September 1995 menjadi bagian Gedung Agung.
Bangunan ini dibangun
pada 1824, pencetusnya Anthony
Hendriks Smissaerat, Residen Jogja ke-18 (1823-1825).
Ia menghendaki adanya "istana" bagi residen-residen Belanda,
dan A. Payen ditunjuk sebagai
arsiteknya. Peresmian Gedung
Agung berlangsung pada 1932. Pembangunan
sempat tertunda akibat Perang Diponegoro 1825-1830.
Pada 10 Juni
1867, bangunan rusak akibat gempa dan renovasi selesai dua tahun kemudian.
Tempat ini pernah dijadikan sebagai
Istana Presiden ketika Yogyakarta
menjadi Ibu Kota Republik Indonesia
1946-1949. Sejak 17 Agustus 1991, rutin dipakai untuk
memperingati detik-detik Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Fungsi Gedung Agung bukan
hanya istana tempat politik digelar, melainkan juga museum seni di mana
karya-karya maestro seni terpajang seperti Affandi, Dullah, Soedarso, Suromo,
Trubus Sudarsono, S. Sudjojono. Terdapat juga koleksi sekira 50 arca batu kuno.
Diskusi