Galeri Seni: Bentara Budaya Yogyakarta
Alamat: Suroto 2 Kota Baru
| 0274 560404 | bentarabudaya.com
| bentarabudaya@hotmail.com
Sumber: internetteknologi.com |
Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) dibuka pertama kali pada 26 September 1982 di Jl Jendral Sudirman 56, bekas toko buku Gramedia. Lembaga kebudayaan milik Kelompok Kompas Gramedia (KKG) tersebut pindah ke Jl Suroto No 2 Kotabaru pada 1992.
BBY mewakili wahana budaya bangsa,
dari pelbagai kalangan, dan
latar belakang. Aneka bentuk dan karya cipta budaya yang mungkin pernah
mentradisi, populer, merakyat ditampung. Juga karya-karya
baru yang tak mendapat tempat di gedung
terhormat.
Eksistensi BBY melekat dengan corak kerakyatan. Balai ini jauh dari
kesan elit. Terbuka untuk semua orang, dari golongan terendah sekalipun. Pernah gelandangan dan tukang becak meramaikan acara BBY. Balai ini juga tak risih
menampilkan dangdut, kesenian panggung yang dianggap selera kelas bawah.
Kesenian bukan milik sekelompok
elit tapi rakyat banyak, sifatnya luas, plural dan
bervariasi. Itulah misi yang diusung BBY, maka lembaga ini tak pernah dikelola birokrat atau
administrator. Hak tersebut menjadi milik seniman seutuhnya, terutama
seniman muda tak mengenal batasan formal. Ini
kemudian menjadi jiwa BBY,
di setiap pembukaan acara misalnya, tak pernah
ada formalitas dan nuansa protokoler.
Meski dikelola Kompas
dan kelompoknya, namun BBY tak pernah
disokong dana seabrek. Titik tolaknya adalah cupet, solidaritas menjadi bagian di
tiap kegiatannya. Banyak pihak mau terlibat,
membantu dan memberikan pertolongan dalam even lembaga ini.
BBY tak sekadar jadi lembaga seni, tapi juga tempat dimana hubungan antar seniman dibina juga dikembangkan. Non profit menjadi
salah satu model kerja lembaga tersebut.
Jurnalisme
menjadi sisi lain lembaga ini. Jakob Oetama,
pemilik harian Kompas berpesan, “janganlah Bentara Budaya dilepaskan dari
jurnalisme yang memang menjadi tugas utama kelompok KKG (Kelompok Kompas
Gramedia)”. Tak heran di setiap pentas di tempat ini,
sisi-sisi kemanusiaan selalu dimunculkan. Dengan penyatuan jurnalisme dan seni,
BBY mendengungkan pesan bahwa seni bukan
sekadar karya teknis, tapi juga menyangkut manusia yang
berkesenian itu sendiri.
Sepanjang sejarahnya, BBY
sudah menggarap hampir 200 kegiatan seni. Mulai dari
pameran rupa (lukisan, foto, grafis,
patung, keramik), seni tradisional,
pemutaran film, dan diskusi.
Aktivitas
Pameran (1982-2009): 178
Sumber:
Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999-2009
Diskusi