Kerajinan Batik Lukisan Tamansari, Yogyakarta
Alamat: Tamansari, Kraton, Yogyakarta
Selain terkenal dengan
bangunan bersejarah di sekitar Kraton, Tamansari juga terkenal dengan sentra
batik lukisan. Ceritanya, sekira 1973 Harjiman membatik dengan media kaos
(gambar sederhana). Nama ini disebut-sebut sebagai pionirnya.
Harjiman seorang seniman
lulusan akademik di Perguruan Tinggi yang sekarang bernama Institut Seni
Indonesia (ISI) Yogyakarta. Lantaran tinggal di kawasan Tamansari, Harjiman
kemudian mengembangkan ilmunya di kampung ini. Ia menghimpun dan melakukan
pelatihan terhadap para pemuda untuk membuat batik lukisan. Berkat bimbingannya
hampir 99 persen warga Tamansari membuat batik lukis.
Tahun 1976-1983 batik lukis
untuk semua motif laku keras dan Tamansari menjadi sentra produksi batik lukis.
Lantaran permintaan meningkat, pengrajin-pengrajin batik Tamansari mencari
tenaga kerja dari Bantul yang kemudian menjadi sentra batik sendiri.
Proses pembuatan batik lukis
ini mulai dari disket-dibatik-diwarna-dibatik lagi-proses pelorotan/ngebyok
(menghilangkan lilin). Bahan yang digunakan kain berkolin, lilin, pewarna,
sedang alatnya canting, kaos, kompor, wajan, dan ember. Satu karya bisa
diselesaikan dalam waktu sepekan. Harga batik berkisar antara Rp 50.000 hingga
Rp 2.000.000, tergantung motif dan ukuran.
Batik jenis ini memang mahal
tinimbang batik printing karena harga itu sepadan dengan lamanya pengerjaan.
Selain harga lebih murah, ada cara membedakan batik lukis dan batik printing.
Pada batik printing, di bagian ujung kain terdapat tulisan tekstil motif batik,
aroma kainnya seperti minyak tanah dan apabila kain tersebut di balik tidak ada
motif batik/berupa polosan warna/hanya satu muka saja yang dimotif batik.
Saat ini yang masih bekerja
sebagai pembatik di Tamansari sekira 5-10 persen atau 25 pengrajin dari semula
99 persen.
Sumber:
Gelaran Almanak
Seni Rupa Jogja 1999-2009
http://kabelan-kunia.blogspot.com
Diskusi