Manajemen Seni: Indonesia Contemporary Art Network (iCAN), Yogyakarta
Minggiran Baru MJ II/962 | canmanage.net | canmanage@gmail.com | info@canmanage.net |
0274 371269, 081578005086
Antariksa, Titarubi, dan Enin Supriyanto miris
melihat dunia seni hanya dijejali produksi karya seni tanpa peningkatan wacana.
Ketiganya sepakat mendirikan Indonesia Cotemporary
Art Network (iCAN) pada 1997, sebuah lembaga seni yang tak semata
mementingkan materi, namun juga dapat meningkatkan pengetahuan berkesenian. Sebuah lembaga yang mencerdaskan. (penebar.com)
Lembaga ini mengkritisi sistem manajerial
galeri-galeri yang cenderung didorong alasan duit. Hal itu jelas merugikan
perupa, padahal fungsi utama elemen seni tersebut adalah sebagai penghubung
antara seniman dan kolektor. Untuk itu iCAN hanya mengambil untung sekira 5%
dalam kegiatan pameran.
Indonesia Cotemporary
Art Network bekerja membentuk jaringan, mengembangkan dialog dan kerja sama
yang kritis di antara elemen seni rupa kontemporer Indonesia, mengorganisasi
pameran, serta mendorong perkembangan penelitian dan
kritik seni. Lembaga ini ingin menjembatani pelbagai pelaku di
dunia seni rupa, baik seniman, galeri, kurator, kritikus, penulis, peneliti,
akademisi, kolektor, media, dan yang lainya. iCan tidak ingin elemen seni itu
berjalan sendiri-sendiri.
Totalitas pekerjaan dikedepankan lembaga ini, dari
menemui seniman, membantu pekerjaan kurator seperti riset atau mendiskusikan konsep, hingga ke hal teknis. iCAN mengimplementasikan praktek manajerial
sistematis, sesuai dengan tuntuntan profesionalisme.
Meskipun lembaga ini belum diluncurkan secara
resmi, pelbagai kegiatan sudah dilakukan. Antara lain, “Membaca
Kembali Driyarkara: Kemanusiaan, Pendidikan, Kebangsaan” pada 17 Desember 2008
hingga 17 Januari 2009 di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, “Refresh” di Valentine
Willie Fine Art Singapore pada 17 Oktober-09 November 2008,
serta “Subverting Power and Desire” di Singapura. Kebanyakan kegiatan iCan
bersifat non profit, namun bukan berarti art
management ini anti pasar.
Diskusi